LAPORAN LENGKAP
Nama :
Andryani
Kelas/NIS :
IIIC/114632
Kelompok :
C1.2
Tanggal Mulai :
25 November 2013
Tanggal Selesai : 25 November 2013
Judul Penetapan : Kadar Eugenol dalam Contoh Minyak Cengkeh
Tujuan Penetapan : 1. Memisahkan kadar Eugenol yang
terkandung
dalam sampel
dalam sampel
2. Menentukan
Kadar Eugenol dalam sampel
Dasar Prinsip : Eugenol sebagai
molekul terpen dalam sampel tidak mengamali penyabunan seperti asam lemak /
minyak ( saponifikasi ), akan terpisah dari campuran dan dapat ditentukan kada
eugenolnya.
Landasan Teori :
MINYAK
CENGKEH
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri
yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam
minyak cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan
lain yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3,
magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan
oleh tubuh juga ada di dalamnya, terutama vitamin C dan vitamin K.
Minyak daun cengkeh merupakan salah
satu minyak atsiri yang cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara
penyulingan air dan uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening
sampai kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma
cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi
kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.
Dalam perdagangan internasional,
minyak cengkeh dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan sumbernya, yaitu minyak daun
cengkeh (clove leaf oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), minyak
bunga cengkeh (clove bud oil). Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang
dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang
berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna
merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang
1,5-2 cm.
Cengkeh dikenal dengan nama
latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum.
Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanamanMyrtaceae pada
ordo Myrtales. Cengkeh digunakan sebagai bahan campuran rokok
kretek dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh
senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri
cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius). Selain
eugenol, minyak atsiri cengkeh juga mengandung senyawa asetil eugenol,
beta-caryophyllene, dan vanilin. Terdapat pula kandungan tanin, asam galotanat,
metil salisilat (suatu zat penghilang nyeri), asam krategolat, beragam senyawa
flavonoid (yaitu eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan eugenitin), berbagai
senyawa triterpenoid (yaitu asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol),
serta mengandung berbagai senyawa seskuiterpen.
Minyak cengkeh banyak diproduksi oleh
pada pengrajin penyuling daun cengkeh dan gagang cengkeh di daerah-daerah yang
banyak tanaman cengkehnya. Sebagian besar minyak cengkeh diekspor sebagai
minyak cengkeh kasar.
Komoditi minyak cengkeh sudah saatnya
untuk dinaikkan nilai tambahnya dengan pengolahan menjadi bahan lain, dengan
menggunakan distilasi fraksinasi. Minyak cengkeh dapat dimurnikan menjadi
eugenol yang kadarnya bisa mencapai 99,9%. Eugenol dapat diolah lebih lanjut
menjadi bahan lain seperti isoeugenol, kemudian menjadi vanilin atau bahan
kimia lainnya.
Pemurnian minyak cengkeh dengan
distilasi fraksinasi dilakukan didasarkan pada perbedaan titik didih antara
eugenol, isoeugenol dan caryofilen yang merupakan komponen utama minyak
cengkeh. Distilasi fraksinasi bertujuan untuk memisahkan campuran beberapa bahan
menjadi masing-masing bahan dengan menggunakan prinsip kesetimbangan cair-uap.
Minyak cengkeh diuapkan di dasar kolom dan dibuat setimbang dengan cairan dari
destilat yang dikembalikan (refluk) dari puncak kolom. Pada kesetimbangan yang
terjadi dalam kolom, komponen titik didih rendah cenderung ke atas dan keluar
sebagai destilat dan komponen titik didih tinggi cenderung turun kebawah
kembali ke bejana penguapan. Destilat yang diperoleh mengandung komponen ringan
caryofilen lebih banyak dan eugenol sedikit. Komposisi destilat berubah sampai
komponen ringan tersebut habis, dan yang keluar adalah eugenol. Dengan
demikian, hasil destilat fraksinasi terdiri dari komponen yang dapat
dikelompokkan berdasar titik didihnya. Produk dianalisis kandungan komponennya
menggunakan Gas Kromatografi atau secara kasar bisa ditentukan berdasar
kelarutannya dengan NaOH atau berdasar densitas destilatnya.
ISOLASI
EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH
Isolasi eugenol dapat dilakukan melalui
beberapa jenis proses pemurnian(isolasi). Di antaranya, yaitu proses ekstraksi,
distilasi fraksionasi (rektifikasi),kromatografi kolom, ekstraksi superkritik,
dan distilasi molekuler (Anny S, 2002).Selama ini, telah dilakukan
pengambilan eugenol hanya dengan prosesekstraksimenggunakan NaOH dan menghasilkan
kadar eugenol sebesar 82,6% (SriSuhenry, 2001). Selain itu juga telah dilakukan
pengambilan dengan caraekstraksi minyak daun cengkeh menggunakan NaOH berlebih
dan dilanjutkan proses pengasaman dengan larutan HCl pekat, hanya mencapai
kadar eugenolsekitar 86% ( Sediawan, 2003 ). Dari proses ekstraksi ini,
kelemahan terjadi pada proses recovery solven. Untuk itu, pada
penelitian ini dilakukan isolasi eugenoldengan distilasi fraksionasi
tekananrendah tanpa menggunakan bahan lain seperti pelarut serta mencegah
dekomposisi komponen dalam minyak daun cengkeh.Teknologi ini diharapkan dapat
mengambil komponen eugenol sebagai produk utama dari minyak daun cengkeh
tanpa merusak performa minyak daun cengkehtersebut karena berlangsung pada
temperatur rendah.
Eugenol
Eugenol
merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang memberikan bau
dan aroma khas pada minyak cengkeh. (Considine dan Considine, 1982 dalam www.
Mipa.unej.ac.id) menyatakan bahwa eugenol murni merupakan cairan tidak
berwarna, berbau, keras, dan mempunyai rasa pedas. Eugenol mudah berubah
menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Dalam bidang industri
pemanfaatan eugenol masih terbatas pada industri parfum (Chairil, 1994, dalam http://www.mipa.unej.ac.id).
Eugenol
merupakan komponen kimia utama dalam minyak daun cengkeh, yaitu 79-90% volume
(Ketaren, 1985, dalamhttp://www.mipa.unej.ac.id). Menurut
Guenther (1950) dalamwww.mipa.unej.ac.id), eugenol
merupakan komponen utama minyak cengkeh yaitu 80-90%. Hasil penelitian Deyena
dan Horiguchi (1971)dalam www.mipa.unej.ac.id, menyebutkan
bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol 80,7%.
Isolasi Eugenol
Eugenol
merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat
bereaksi dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat diisolasi
dengan penambahan larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH atau Ca(OH)2 (Majalah
Eksata, 1989 : 71). Menurut Guenther, NaOH 3% dapat
Eugenol
dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat yang larut dalam air. Bagian non
eugenol diekstrak dengan eter. Dengan penambahan asam anorganik akan
menghasilkan garam natrium eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan
dengan penguapan dan penyulingan(Guenther, 1950). Reaksi sebagai berikut :
Alat & Bahan :
1. Alat :
1. Pipet
volum 10 mL
2. Labu
cassia 100 mL
3. Gelas
ukur
4. Waterbath
5. Timer
2. Bahan :
1. Minyak
cengkeh
2. NaOH
0.1 N
Cara Kerja :
1.
Dipipet teliti contoh 10 ml ke dalam labu
Cassia.
2.
Ditambahkan 35 ml NaOH 1 N.
3.
Dihomogenkan selama 5 menit.
4.
Setelah itu dipanaskan di atas penangas air
selama 10 menit.
5.
Ditambahkan NaOH 1 N hingga lapisan eugenol
berada di dala skala labu cassia.
6.
Didiamkan semalaman dan dicatat volume
eugenolnya.
Pengamatan :
1.
Volume Contoh :
10 ml
2.
Skala atas pada labu cassia : 107,30 ml
3.
Skala bawah pada labu cassia : 105,30 ml
Perhitungan :
ml terpen = skala atas - skala bawah
=107.30 - 105.30
=2.00 ml
ml (contoh - terpen)
kadar eugenol = * 100 %
ml contoh
ml (10 - 2.00)
= *100%
10 ml
= 80%
Kesimpulan
:
Dari hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa kadar Eugenol dalam sampel adalah 80%
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar