LAPORAN LENGKAP
Nama :
Andryani
Kelas/NIS :
IIIC / 114632
Kelompok :
C.1.2
Tanggal Mulai :
9 Desember 2013
Tanggal Selesai :
9 Desember 2013
Judul penetapan :
Penentuan Kadar Karbohidrat
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui kadar
karbohidrat suatu sampel (mi instan)
Dasar Prinsip : Prinsip kerja kedua cara ini
adalah hidrolisis pasti oleh asam menjadi gula pereduksi. Pada penetapan cara
luff dipakai pereduksi garam Cu kompleks, dimana glukosa yang bersifat
pereduksi akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ atau
CuO direduksi menjadi Cu2O yang bewarna merah bata. Kemudian
kelebihan CuO ditetapkan dengan cara iodometri. Dengan menetapkan blanko, maka
volume (ml) tio yang dibutuhkan untuk menitar kelebihan Cu2+ dapat
diketahui selisih volume tio blanko- sampel setara dengan jumlah mg glukosa
yang terdapat dalam sampel.
Reaksi
:
Landasan
Teori
:
KARBOHIDRAT
Karbohidrat
adalah golongan senyawa organic yang terdiri atas unsure
karbon,hydrogen dan oksigen. Pada umumnya karbohidrat memenuhi rumus empiric
Cn(H2O)m dan itulah sebabnya golongan senyawa ini disebut karbohidrat yang
berarti hidrat (karbon)/(hidrat arang). Karbohidrat adalah suatu polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa-senyawa yang dapat terhidrolisis
menghasilkan senyawa seperti itu. Satu contoh Polihidroksi Aldehid ialah
Glukosa, dan contoh Keton ialah Fruktosa.
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Berdasarkan reaksi hidrolisisnya, karbohidrat dibedakan atas :
1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat lagi di hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
2. Oligosakarida
Oligosakarida ialah karbohidrat yang pada hidrolisis menghasilkan beberapa (2-10) molekul monosakarida. Yang terpenting dari golongan ini adalah disakarida yang dapat menghasilkan 2 molekul monosakarida.
3. Polisakarida
Polisakarida ialah karbohidrat yang dapat di hidrolisis membentuk banyak (>10) molekul monosakarida.
Monosakarida
Berdasarkan jenis gugus fungsinya, monosakarida dibedakan atas Aldosa dan Ketosa. Aldosa ialah monosakarida yang mengandung gugus aldehid, sedangkan Ketosa ialah monosakarida yang mengandung gugus keton. Glukisa,galaktosa,manosa dan ribose tergolong Aldosa, sedangkan fruktosa tergolong Ketosa.
Reaksi-reaksi Monosakarida :
Reaksi Oksidasi
Reaksi Mutarotasi
Reaksi Reduksi
Reaksi Pembentukan Ester.
Disakarida
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida, masing-masing menggunakan gugus OHuntuk membentuk jembatan oksigen dan membebaskan satu molekul air. Karena dalam molekul monosakarida terdapat banyak gugus OH maka pembentukan dapat terjadi menurut berbagai cara. Disakarida terpenting ialah Sukrosa(gula Tebu), maltosa(gula Malt) dan laktosa(gula Susu).
Polisakarida
Suatu sakarida yang setiap molekulnya terdiri dari ratusan bahkan ribuan monosakarida, merupakan hasil fotosintesa pada tanaman.
6CO2 + 5n.H2O (C6H10O5)n.
Dari system ikatan monosakaridanya mengakibatkan adanya polisakarida yang dapat dicerna oleh lambung, yaitu pati atau karbohidrat, dan polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh lambung yaitu selulosa atau serat kasar.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan ada yang bersifat non pereduksi. Kedua sofat ini di karenakan adanya gugusan aldehid(pereduksi) dan gugusan Keton(non pereduksi). Ada 2 macam penetapan karbohidrat, yaitu :
Cara Titrasi (cara Luff)
Cara Spektrofotometri
Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Berdasarkan reaksi hidrolisisnya, karbohidrat dibedakan atas :
1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat lagi di hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
2. Oligosakarida
Oligosakarida ialah karbohidrat yang pada hidrolisis menghasilkan beberapa (2-10) molekul monosakarida. Yang terpenting dari golongan ini adalah disakarida yang dapat menghasilkan 2 molekul monosakarida.
3. Polisakarida
Polisakarida ialah karbohidrat yang dapat di hidrolisis membentuk banyak (>10) molekul monosakarida.
Monosakarida
Berdasarkan jenis gugus fungsinya, monosakarida dibedakan atas Aldosa dan Ketosa. Aldosa ialah monosakarida yang mengandung gugus aldehid, sedangkan Ketosa ialah monosakarida yang mengandung gugus keton. Glukisa,galaktosa,manosa dan ribose tergolong Aldosa, sedangkan fruktosa tergolong Ketosa.
Reaksi-reaksi Monosakarida :
Reaksi Oksidasi
Reaksi Mutarotasi
Reaksi Reduksi
Reaksi Pembentukan Ester.
Disakarida
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida, masing-masing menggunakan gugus OHuntuk membentuk jembatan oksigen dan membebaskan satu molekul air. Karena dalam molekul monosakarida terdapat banyak gugus OH maka pembentukan dapat terjadi menurut berbagai cara. Disakarida terpenting ialah Sukrosa(gula Tebu), maltosa(gula Malt) dan laktosa(gula Susu).
Polisakarida
Suatu sakarida yang setiap molekulnya terdiri dari ratusan bahkan ribuan monosakarida, merupakan hasil fotosintesa pada tanaman.
6CO2 + 5n.H2O (C6H10O5)n.
Dari system ikatan monosakaridanya mengakibatkan adanya polisakarida yang dapat dicerna oleh lambung, yaitu pati atau karbohidrat, dan polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh lambung yaitu selulosa atau serat kasar.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan ada yang bersifat non pereduksi. Kedua sofat ini di karenakan adanya gugusan aldehid(pereduksi) dan gugusan Keton(non pereduksi). Ada 2 macam penetapan karbohidrat, yaitu :
Cara Titrasi (cara Luff)
Cara Spektrofotometri
Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang
merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi
sebagai berikut :
R-CHO + 2 Cu2+ à R-COOH + Cu2O
2 Cu2+ + 4 I- à Cu2I2 + I2
2 S2O32- + I2 à S4O62- + 2 I-
Monosakarida akan mereduksikan
CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan
dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita
akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana
proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas
dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4)
dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida
berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno
2007). I2 bebas ini selanjutnya akan
dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks
iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu
titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik
ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik
digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam
penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode
tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu
tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai
kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini
diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran
yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan
makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak
langsung. Organisme autotrof seperti
tumbuhan hijau, bakteri , dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof , termasuk manusia , benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk
mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis , karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat
digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan
oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat .menurut rozison (2009)
Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung
oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.
Peran sebagai bahan bakar dan
nutrisi
Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa , merupakan nutrien utama sel . Misalnya, pada vertebrata , glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut
menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang
tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk
menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga
berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil
lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak .
Sebagai nutrisi untuk manusia , 1 gram karbohidrat
memiliki nilai energi 4 Kalori . Dalam menu makanan orang Asia
Tenggara termasuk Indonesia , umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara
70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras ), umbi-umbian (kentang , singkong , ubi jalar ), dan gula .
Namun demikian, daya cerna
tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya,
yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.] Manusia
tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia
hanya lewat melalui saluran pencernaan dan
keluar bersama feses . Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan
merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran
pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam
menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa
ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran , dan biji-bijian . Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan
lemak.
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida
berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk
menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan
suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid , termasuk kloroplas . Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa . Glukosa
merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan
polisakarida yang disebut glikogen . Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama
dalam sel hati dan otot . Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa
ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat
diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen
simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan
kembali dengan mengonsumsi makanan.
Peran
sebagai materi pembangun
Organisme membangun
materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan.
Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan
ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari
jaringan tumbuhan.[10] Kayu terutama
terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin . Sementara itu, kapas terbuat
hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural
penting lainnya ialah kitin , karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga , laba-laba , crustacea , dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit,
tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat . Kitin juga ditemukan
pada dinding sel berbagai jenis fungi .]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida , disebut peptidoglikan . Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori
membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang
lunak dan sitoplasma di dalam
sel.
Karbohidrat struktural lainnya
yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan , glikoprotein , dan glikolipid . Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein , namun
proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri
terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel
pada jaringan, tulang rawan , dan cairan
sinovial yang melicinkan sendi otot.
Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid ) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada
glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda
sel. Misalnya, empat golongan
darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
- See more at:
http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html#sthash.X6AbTL47.dpuf
Alat
: - Neraca Digital
- Erlenmeyer asah 250 ml
- Sendok zat
- Labu semprot
- Pipet volum 25 ml
- Gelas piala
- Gelas ukur
- Buret
- Pipet tetes
Bahan
: - Contoh ( mi instan )
- HCl 3 %
- NaOH 3,25 %
- Aquadest
- Larutan tio 0,1 N
- Indikator PP
- Luff
- KI 30%
- H2SO4 25
%
- Indicator amilum
Ditimbang sampel sebanyak 3,0069
gram ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 25 ml HCl 3 %
Dididihkan selama 1,5 jam dengan
pendingin tegak
Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml
Dinetralkan dengan NaOH 3,25 %
(indikator PP)
Dihimpitkan hingga 250 ml
Disaring, lalu diambil filtratnya
Dipipet sebanyak 10 ml (filtrat) ke
dalam erlenmeyer asah
Ditambahkan 25 ml Luff dan 15 ml H2O
Dididihkan selama 10 menit dengan
pendingin tegak lalu didinginkan
Ditambahkan KI 30% sebanyak 10 ml
dan 25 ml H2SO4 25%
Dititrasi dengan tio 0,1 N
terstandarisasi dengan indikator kanji
Dibandingkan terhadap blanko
Pengamatan
:
Volume· titrasi sampel
: 18.70 ml
Volume· titrasi
blanko
: 56.30 ml
Bobot·
sampel
: 3,0022 g = 3002,2 mg
Perhitungan
:
volume titrasi = v.blanko - v.sampel
= 56.30 ml - 18-70 ml
-= 37.6 ml
N tio
vol.titrasi konversi = x V.Titrasi
0.1000 0.0987
= x 37.6
0.1000
= 37.1
3,.71 = 7,2 + (0,71 x 2,5)
= 7,2 + (1.78)
= 8.98 x 10-1
= 89.8 mg
mg glukosa x fp
kadar karbohidrat = x 100%
mg sampel89.8 x 25
= x 100%
3002.2
= 74.78 %
Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar karbohidrat yang didapatkan dalam sampel (mi instan) ialah 74.78 %
Daftar Pustaka :
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar karbohidrat yang didapatkan dalam sampel (mi instan) ialah 74.78 %
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar